Berbagi Informasi tentang Materi-materi dan soal-soal yang ada di Lingkungan Sekolah ataupun Perkuliahan

Minggu, 07 Januari 2018

Makalah Wawasan Ipteks Mengenai Konsep Teknologi

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat–Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Adanya Makalah ini bertujuan dalam hal menyelesaikan indikator pembelajaran pada Mata Kuliah Wawasan Ipteks.

Makalah wawasan ipteks ini mengenai Konsep Pengembangan Teknologi. Penyusun tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dalam segi pengetikan maupun dari segi tata bahasa. Untuk itu, penyusun meminta maaf bila ada salah kata pada makalah dan penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menunjang perkembangan makalah ini.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini sehingga memungkinkan terwujudnya makalah ini dengan baik. Semoga dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca sekalian.



Gowa, 11 Oktober 2013   
       
      Penyusun  

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi semakin berkembang. Bahkan beberapa teknologi kini fungsinya hampir sebagian besar menggantikan peran manusia dalam mengerjakan segala sesuatu. Kecanggihan sebuah teknologi tentu saja didapatkan dari kecanggihan atau kemampuan sang pencipta teknologi untuk merangkainya.
Teknologi tentu saja hadir di dalam kehidupan sehari–hari manusia untuk membantu pekerjaan manusia, tapi kerap kali teknologi masa kini justru hadir untuk merusak atau memusnahkan manusia. Hal ini bukan terjadi karena kemauan teknologi tersebut sendiri, tetapi penyebabnya ialah penyalahgunaan terhadap teknologi tersebut.
Teknologi memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya, teknologi dapat membantu pekerjaan manusia, memudahkan manusia melakukan segala sesuatunya, dan masih banyak hal lainnya. Sedangkan dampak negatif yang terkandung dari penggunaan teknologi tersendiri yaitu timbul dari para pengguna teknologi misalnya para pengguna teknologi menjadi malas untuk melakukan suatu hal dan berharap penuh kepada teknologi, para pengguna menjadi ingin menggunakan teknologi untuk kepuasaannya sendiri tanpa memikirkan orang lain dan masih banyak lainnya. Untuk itulah makalah ini dibuat agar kita mengetahui konsep–konsep dari teknologi serta peran apa saja yang terkandung di dalam teknologi itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas pada Makalah ini. Adapun rumusan–rumusan masalah tersebut.   
  1. Apakah pengertian dari teknologi?
  2. Bagaimana perkembangan teknologi?
  3. Bagaimana perkembangan tingkat kepuasan manusia dalam penggunaan teknologi?


C. Tujuan Penulisan
Setelah memahami latar belakang dan masalah yang akan dibahas, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut.
  1. Untuk mengetahui pengertian dari teknologi.
  2. Untuk mengetahui perkembangan teknologi yang terjadi dari masa ke masa.
  3. Untuk mengetahui perkembangan tingkat kepuasan manusia dalam penggunaan teknologi.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Teknologi
Secara etimologi, kata teknologi berasal dari perpaduan dua buah akar kata yaitu ‘techne’ atau ‘techton’ dan ‘logops’, keduanya berasal dari bahasa Yunani. Akar kata yang pertama pada mulanya berarti “keterampilan” atau “seni kerajinan”, dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan pola, langkah dan metode yang pasti, keterampilan ini lalu menjadi teknik. Dengan arti yang sama dalam bahasa sansekerta padanannya disebut ‘taksan’ dan dalam bahasa Arab disebut ‘taskhir’ lalu dalam bahasa Latin disebut ‘tegere’ atau jika ditinjau dari sudut karya yang dihasilkan, kata tersebut sepadan dengan kata ‘art’ (seni) yang kemudian digunakan dalam bahasa Inggris sebagai ‘fine art’.
Oleh karena itu ketika Plato hendak menjelaskan tentang seni, ia menggunakan kedua kata dalam bahasa Yunani “techne” dan “poesis” secara berdampingan, kata “poiein” sendiri berarti pengetahuan membuat atau mencipta “seni puitis”. Tidak heran sampai pada pertengahan abad ke–17 kata “science” (sains) dari bahasa Latin “scinetia” masih bersenyawa dengan seni yang memiliki arti sebagai komunikasi puitis dari persepsi kreatif mengenai berita atau cerita tentang ketertiban baru. Sedangkan kata yang kedua (logos) berarti kata “pikiran” atau “alasan”. Perpaduan kedua akar kata “tekton” dan “logos” tersebut menjadi “teknologi” memiliki arti sebagai ilmu tentang keterampilan yang pada mulanya yang memiliki keberhimpitan wilayah dengan wilayah seni dan wilayah sains.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Teknologi ialah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; keseluruhan sarana untuk menyediakan barang–barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Defenisi tentang teknologi yang masih relevan dengan penggunaan pada masa kini adalah kecerdasan pengalaman praktis dari pengetahuan tentang ketertiban alam semesta yang dapat diwujudkan dalam bentuk dunia kebendaan dan atau dunia kecerdasan sendiri. Sebagai contoh: Fredderick Ferre (1998), memberikan contoh dialog antara teknologi yang berpaham kebendaan dan kecerdasan.

Perkembangan Teknologi
Teknologi berkembang di mulai sejak dulu kala sampai sekarang, seiring dengan kemajuan peradaban manusia. Pada awalnya teknologi hanya bersifat
kebendaan dan berhubungan dengan tugas eksploitasi dan pengolahan sumber daya alam dan berupa materi dan energi seperti kapak, tombak, panah, dan peralatan lain, sedang cara–cara pembuatan rumah, perahu, alat–alat rumah tangga, makanan, minuman, obat–obatan dan lain–lain sudah mulai bersifat kebendaan dan kecerdasan.

Dialog tentang teknologi kebendaan dan kecerdasan oleh Fredderick Ferre :
  • Faham bahwa teknologi berkaitan dengan produk berciri kebendaan

  1. Kemajuan teknologi dicirikan oleh penggunaan bahan/material yang diproses dalam kegiatan industri/pertanian untuk meningkatkan volume dan ragam produk berupa perangkat keras (hardware)
  2. Perubahan pola tanam tidak lain merupakan realitas kebendaan. Mulai dari penunjang kesuburan (pupuk), pemberantasan hama (pestisida), persiapan media tumbuh (tanah), pengaturan suhu, kelembaban dan lainnya merupakan sarana kecerdasan yang berakhir dengan materi.

  • Faham bahwa teknologi berkaitan dengan produk berciri kecerdasan

  1. Kemajuan teknologi dicirikan oleh penggunaan cara atau metode baru (software). Misalnya cara bercocok tanam dari dua kali setahun menjadi tiga kali dalam setahun guna meningkatkan volume produksi.
  2. Sebuah perangkat keras (hardware) tidak semata–mata bersifat kebendaan tetapi terkandung didalamnya sebuah upaya cerdas untuk mewujudkan tujuannya, maka faktor bahan/material tidak bersifat esensial melainkan kecerdasan yang esensial dalam perwujudan teknologi.

Spektrum jenis teknologi sekarang membentang dalam semua aspek kehidupan dan penghidupan manusia, apabila diurutkan bentangan tersebut mencakup :
  1. Teknologi eksploitasi : berburu, menangkap ikan, memetik, bertani, berternak, berbudidaya, menambang dan menyadap energi, dll.
  2. Teknologi pengolahan : merebus, memanggang, fermentasi, melebur bahan, mengkonversi energi, dll.
  3. Teknologi transportasi : menjinakkan hewan liar, membuat rakit, perahu, kapal, mobil, pesawat udara, jalan, jembatan, dll.
  4. Teknologi kenyamanan : membuat pakaian, pagar, perabot rumah, tungku pemanas, meramu obat–obatan dll.
  5. Teknologi peningkatan potensi manusia : membuat peralatan berburu, menangkap ikan, mempertahankan diri, dll.

Jenis teknologi yang disampaikan itu merupakan fokus pengembangan teknologi dewasa ini dan masa datang. Jenis tersebut dapat dipilah–pilah sebagai berikut:
  1. Teknologi material/bahan
  2. Nanoteknologi
  3. Bioteknologi molekuler (life science)
  4. Teknologi informasi

Meskipun pada awalnya beberapa aspek kehidupan dan penghidupan manusia dapat tercakup oleh bentangan tugas teknologi mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan mengenai materi, energi dan informasi. Itupun manusia masih belum merasa puas dengan hasil yang dicapainya, sehingga tidak hanya kecerdasan artifisial berbaris semi konduktor dan menjelang penggunaan super konduktor yang terus dikembangkan, tetapi mulai menuntut upaya memanipulasi kecerdasan genetical berbaris rekayasa untaian DNA/RNA. Untuk mengantisipasi pernyataan perkembangan teknologi dewasa ini, maka timbul masalah bagaimana cara penguasaan, pemanfaatan, dan pengendaliannya agar kemajuan teknologi tidak menjadi bumerang bagi kelangsungan hidup manusia.

Perkembangan Tingkat Kepuasan
Alam sendiri telah mengisyaratkan bahwa semua fenomena alami yang berlangsung selalu memenuhi suatu azas yang dikenal sebagai azas aksi terkecil. Aksi terkecil dapat berupa penggunaan waktu tersingkat, jarak perpindahan terpendek, atau penggunaan energi terhemat. Penggunaan teknologi dalam suatu tugas minimal melibatkan waktu dan energi.
Khusus bagi penggunaan enegi dalam suatu proses maka tingkat efisiensi merupakan ukuran kualitas dalam proses tersebut. Oleh karena itu efisiensi berkaitan erat dengan tingkat kepuasan dalam pemanfaatan energi terhadap suatu karya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Sehubungan dengan pemenuhan tingkat kepuasan, maka kulaitas teknologi selalu ditingkatkan untuk mempertinggi nilai efisiensinya. Nilai efisiensi tersebut menurut Rizal Astrawinata (1991) dapat didekati dengan data mengenai daya keluaran (Output power) yang terdiri atas:
  1. Daya yang terkandung dalam produk.
  2. Daya yang terbuang melalui aliran limbah.
  3. Daya yang hilang melalui pertukaran kalor dengan lingkungan.
  4. Daya yang terdaur ulang.
  5. Daya yang termusnahkan karena proses irreversibel.


Adapun mengenai daya keluaran (output power) ini, jenisnya sangat bergantung pada keberlangsungan suatu proses. Kemudian daya lain adalah daya masukan (input power), dapat terdiri atas:
  1. Daya yang terkandung dalam bahan baku.
  2. Daya yang terbawa oleh fluida kerja, arus listrik, arus panas, penjalaran gelombang mekanik, dan lain–lain.

Hukum kekekalan energi menghendaki “Daya masukan = Daya Keluaran”, maka efisiensi (ef) dapat dinyatakan dengan : Hasil bagi “daya yang terkandung dalam produk” dengan “daya masukann ke dalam produk”.


Nilai efisiensi atau nilai dari hasil bagi tersebut selalu lebih kecil dari 1 (satu), karena selalu ada pelepasan energi menjadi energi panas, energi bunyi, percikan energi atau material, dan lain–lain.
Pelepasan energi merupakan energi yang tidak dapat digunakan kembali dalam proses yang sedang diamati. seperti misalnya energi pembakaran bensin tidak semua energi menjadi energi gerak sehingga sepeda motor dapat dikendarai, akan tetapi terdapat pelepasan energi yang menjadi deru panasnya badan mesin dan semburan gas buangnya, termasuk yang terkonversi menjadi energi mekanik seperti grafit atau kerak dalam mesin.
Seiring dengan bertambahnya waktu, daya yang hilang atau termusnahkan karena proses irreversibel akan menumpuk atau akan mengakumulasi menjadi energi yang tidak terbarukan (nonrenewable energy) atau energi yang tidak dapat digunakan kembali, hal ini dalam termodinamika dengan proses spontan dan disertai dengan pembesaran atau bertambahnya kuantitas entropi (kesetimbangan termodinamika) alam semesta. Akibatnya energi yang masih dapat digunakan semakin menipis oleh karena tidak ada jalan lain demi kelangsungan hidup manusia, energi harus dihemat dan teknologi proses yang dipakai harus mempertinggi efisiensi penggunaan energinya. Keadaan inilah yang memotivasi manusia untuk selalu mempertinggi kualitas teknologi dewasa ini dan masa depan.
Suatu proses tidak hanya penggunaan energi yang menjadi masalah, akan tetapi produk atau hasil samping yang berupa bahan buangan, berbentuk cair,
padat dan gas merupakan masalah besar yang harus pula ditangani agar dampaknya terhadap lingkungan dapat dikurangi. Penanganan hal ini juga menjadi tugas teknologi proses terutama dalam pengolahan limbah sebelum dilepas ke lingkungan oleh karena jenis material limbah yang berbeda akan membutuhkan penanganan yang berbeda pula. Hal lain yang dapat dilakukan kemudian adalah kita dapat juga memodifikasi produk hasil sampingnya, untuk diolah menjadi bahan yang bernilai ekonomi.

Perkembangan teknologi terus berlangsung dalam mempertinggi nilai efisiensi, mereduksi produk samping berupa bahan buangan atau limbah dengan cara mengolahnya sebelum dibuang. Apabila pengembangan teknologi yang ramah lingkungan tidak diupayakan, maka laju degradasi kualitas lingkungan akan semakin besar, artinya kerusakan semakin parah dan kondisi ini tidak boleh dibiarkan, harus dapat direduksi. Pada keadaan demikian timbul pertanyaan sebagai berikut.
Apakah degradasi kualitas lingkungan yang sekarang berlangsung adalah akibat kesalahan penerapan teknologi atau karena ketidaksiapan umat manusia dalam memprediksi akibat yang mungkin ditimbulkannya.
Untuk mengatasi masalah degradasi kualitas lingkungan tersebut, langkah apa yang harus ditempuh. Apakah melakukan kecerdasan artifisial atau menerapkan kecerdasan genetikal atau mungkin metode lain, seperti mempertinggi tingkat efisiensi, jelaskan menggunakan wawasan saudara.
Pertanyaan–pertanyaan tersebut diatas dapat dikembangkan dengan pertanyaan lain yang berkaitan perlu didiskusikan dalam forum learning (SCL) agar dapat memperdalam materi kuliah ini dan juga untuk memenuhi tuntutan keberlangsungan serta kepuasan hidup manusia.

Pendekatan Pemikiran
Jenis–jenis teknologi yang dikembangkan umat manusia adalah implementasi praktis dari kecerdasan manusia sehingga Frederick Ferre (1998) menyebutkan bahwa nilai–nilai yang dimiliki manusia apakah yang baik maupun yang buruk terbawa dan tercermin dalam produk teknologi yang dihasilkannya, atau paling tidak tercermin dalam penggunaan dan perawatan barang–barang teknologi yang dimilikinya.
Hal lain yang berkaitan dengan teknologi dengan metodologi praktisnya akan terus mengalami penyempurnaan dan bahkan dapat berjalan diluar kontrol manusia yang melewati batas nilai–nilai luhur budaya, sehingga muncul efek samping sebagai akibat dari hasil rekayasa manusia dan reaksi berantai dengan alam dan manusia tidak dapat menghindarinya, karenanya dibutuhkan konsep yang tertata dengan baik dalam pengembangannya.

Menurut Aroef M. (1996) bahwa konsep kebijakan manajemen pengembangan teknologi memerlukan tahapan yaitu:
  1. Memilih jenis–jenis teknologi yang akan dipergunakan dan jenis yang sudah dikenal atau dikuasai.
  2. Mengasimilasikannya satu sama lain atau dengan teknologi maju yang terjangkau.
  3. Mengembangkan hasil asimilasi tersebut lebih lanjut dengan melakukan proses inovasi.
  4. Komersialisasi hasil asimilasi.


Pendapat lain dikemukakan oleh Iskandar, U. (1996) bahwa teknologi yang akan dikembangkan dapat ditinjau dari empat komponen yaitu :
  1. Teknologi yang dapat meningkatkan kekuasaan dan kemampuan pengendalian (Technoware).
  2. Teknologi yang dapat meningkatkan kemampuan pemanfaatan sumber daya (Humanware).
  3. Teknologi yang dapat mengorganisasikan kegiatan untuk mencapai target (Organware).
  4. Teknologi yang dapat meningkatkan kepastian dari efisiensi (Infoware).


Program pengembangannya, atau manajemen perubahan penguasaan teknologi, juga dapat mengerti melalui 4 tahapan berikut yaitu :
  1. Tahap adopsi teknologi yang kualitas produksinya dikontrol oleh pihak pentransfer (perakitan dengan komponen dan suku cadang yang diimpor).
  2. Tahap substitusi sebagian dengan pengurangan impor komponen dan suku cadang yang kualitas produknya dikontrol dengan tolak ukur dan indikator hasil rumusan para ahli Indonesian sendiri.
  3. Tahap pengembangan awal dari teknologi yang sudah dikuasai pada tahap adopsi dan substitusi.
  4. Tahap pengembangan lanjutan untuk menemukan teknologi maju.

Oleh karenanya, berdasar pada dua pendapat tersebut, Taufik, TA. (1996) memandang bahwa istilah manajemen teknologi sebaiknya disempurnakan menjadi Manajemen Teknologi dan Inovasi (MTI).

Pada prinsipnya MTI berkembang dalam menunjang kegiatan bisnis yang didasarkan pada pendekatan kesisteman dan dalam suasana yang sarat dengan bobot pragmatis. Orientasi komersial menuntut setiap organisasi bisnis memfokuskan manajemen seluruh kegiatannya pada wilayah pragmatisnya. Sehingga setiap organisasi bisnis akan mampu mendekatkan pola pendekatan masing–masing yang paling sesuai dengan kondisi dinamik, kontekstual, situasional dari banyak faktor eksternal dan internal. Karena MTI bukan semata–mata mencakup proses–proses sistematik perencanaan, pengorganisasian, implementasi dan pengendalian, tetapi meluas pula kearah proses–proses konsultasi, komunikasi, koordinasi, kolaborasi, dan mediasi internal dan eksternal organisasi.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari seluruh hasil penulisan kita dapat mengetahui pengertian–pengertian dari teknologi itu sendiri. Ada yang ditinjau dari segi etimologi, pendapat para ahli, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan masih banyak lainnya.
Pemaparan yang dituliskan juga berhasil menjelaskan perkembangan teknologi yang terjadi dari masa ke masa yang mana kita tahu teknologi berkembang sangat pesat sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri. Dari perkembangan yang pesat inilah dibuat teknologi–teknologi yang canggih guna memenuhi kepuasan dari diri manusia sehingga kita juga dapat mengetahui perkembangan tingkat kepuasan dalam diri manusia dalam meningkatkan ataupun menggunakan teknologi.

B. Saran
Dari kesimpulan yang dapat dipaparkan, pembaca diharapkan mengerti dengan jelas pengertian dari teknologi itu sendiri yang mana dengan jelas dikatakan teknologi hadir untuk membantu pekerjaan umat manusia. Untuk itulah dibutuhkan kedewasaan dalam pribadi setiap manusia untuk menggunakan setiap teknologi yang berkembang dalam hal positif saja.

DAFTAR PUSTAKA
Usman, Hanapi, dkk. 2014. Buku Ajar Wawasan IPTEKS (Menggunakan Pendekatan Learning). Makassar : UPT MKU Unhas.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Teknologi (Online). http://kbbi.web.id/teknologi , diakses pada 3 Oktober 2017.

Yuven, Mario. Konsep Teknologi : Pengertian, Istilah, dan Peran Teknologi (Online). https://www.slideshare.net/mobile/army014/slide–kontek002b , diakses pada 3 Oktober 2017.

Makalah Wawasan Ipteks Mengenai Konsep Teknologi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Pendidikan Bareng

0 komentar:

Posting Komentar