Berbagi Informasi tentang Materi-materi dan soal-soal yang ada di Lingkungan Sekolah ataupun Perkuliahan

Kamis, 19 Desember 2013

Sisi Gelap Identitas

·         Dalam pengertian komunikasi antarbudaya, melibatkan orang-orang dari budaya yang berbeda dan hal ini membuat perbedaan sebagai kondisi yang normatif. Jadi, reaksi dan kemampuan individu untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut adalah kunci sukses suatu reaksi interaksi antarbudaya.
·         Kecenderungan individu terhadap sesuatu yang dimengerti dan dikenal dapat mempengaruhi persepsi dan sikap terhadap orang dan hal yang baru dan berbeda. Hal ini dapat mengarah pada stereotip, prasangka, rasisme, dan etnosentrisme.

STEREOTIP
·         Samovar (2010) : “Stereotip merupakan bentuk kompleks dari pengelompokkan yang secara mental mengatur pengalaman individu dan mengarahkan sikap individu dalam menghadapi orang-orang tertentu.”
·         Abbate, Boca, dan Bocchiaro (2004) : “Stereotip merupakan susunan kognitif yang mengandung pengetahuan, kepercayaan, dan harapan si penerima mengenai kelompok sosial manusia.”
·         Alasan mengapa stereotip itu mudah menyebar adalah karena manusia memiliki kebutuhan psikologis untuk mengelompokkan dan mengklasifikasikan suatu hal. Dunia dimana manusia tinggal ini terlalu luas, terlalu kompleks, dan terlalu dinamis untuk manusia ketahui secara detail. Jadi, manusia ingin mengelompokkan dan mengotak-ngotakannya. Permasalahannya bukan pada pengelompokkan/pengotakan tersebut, namun pada overgeneralisasi dan penilaian negatif (tindakan/prasangka) terhadap anggota kelompok tertentu (J.W. Berry, Y.H. Segall, dan P.R. Dassen, 1992).
·         Stereotip dapat positif atau negatif. Stereotip yang merujuk sekelompok orang sebagai orang yang malas, kasar, jahat, atau bodoh merupakan stereotip negatif. Asumsi pelajar dari Asia yang pekerja keras, berkelakuan baik, dan pandai merupakan stereotip positif.
·         Karena stereotip mempersempit persepsi manusia, maka stereotip dapat mencemarkan komunikasi antarbudaya. Hal ini karena stereotip cenderung untuk menyamaratakan ciri-ciri sekelompok orang.
·         Bagaimana stereotip diperoleh? Stereotip dipelajari dengan berbagai cara melalui proses sosialisasi mulai dari orang tua, keluarga, sekolah, kelompok agama, dll.
·         Bagaimana menghindari stereotip? Ting-Toomey (2005) menawarkan metode efektif untuk mengontrol stereotip adalah dengan cara selalu terbuka pada informasi dan bukti yang baru serta waspada akan zona ketidaknyamanan anda.

PRASANGKA
·         Samovar (2010) memberikan pengertian yang luas tentang prasangka yaitu : “Merupakan perasaan negatif yang dalam terhadap kelompok tertentu. Sentimen ini terkadang meliputi kemarahan, kebencian, dan kecemasan.”
·         Macionis (1998) : “Prasangka merupakan generalisasi kaku dan menyakitkan mengenai sekelompok orang. Prasangka menyakitkan dalam arti bahwa orang memiliki sikap yang tidak fleksibel yang didasarkan atas sedikit atau tidak ada bukti sama sekali. Orang-orang dari kelas sosial, jenis kelamin, orientasi seks, usia, partai politik, ras/etnis tertentu dapat menjadi target dari prasangka.”
·         Ruscher (2001) : “Dalam komunikasi, perasaan dan perilaku negatif sasaran prasangka terkadang ditunjukkan melalui penggunaan label, humor permusuhan, atau pidato yang menyatakan superioritas suatu kelompok terhadap kelompok lain.”
·         Karakteristik dari prasangka yaitu :
a)      Prasangka ditujukan pada suatu kelompok sosial dan anggotanya. Terkadang kelompok tersebut ditandai oleh ras, etnis, gender, usia, dsb.
b)      Prasangka melibatkan dimensi evaluatif. Prasangka berhubungan dengan perasaan mengenai yang baik dan buruk, benar dan salah, bermoral dan tidak bermoral, dsb. (Brislin, 2000).
c)      Prasangka itu terpusat, dalam arti seberapa besar pentingya suatu kepercayaan dalam menentukan perilaku seseorang terhadap yang lainnya (Fishbein, 2002).
Pernyataan Prasangka
Allport (1954) dalam karyanya The Nature of Prejudice menyatakan lima pernyataan prasangka, yaitu :
a)      Prasangka dinyatakan melalui antilokusi (isitlah negatif/stereotip tentang anggota dari kelompok target).
b)      Prasangka dinyatakan melalui menghindari dan/atau menarik diri  untuk berhubungan dengan kelompok orang yang tidak disukai.
c)      Prasangka dinyatakan melalui diskriminasi.
d)     Prasangka dinyatakan melalui serangan fisik.
e)      Prasangka dinyatakan melalui extermination (pembasmian).
Penyebab Prasangka
Samovar (2010) menyebutkan beberapa penyebab dari prasangka yaitu :
a)      Sumber Sosial. Banyak prasangka yang dibangun dalam organisasi dan institusi masyarakat yang besar. Organisasi-organisasi menetapkan hukum, peraturan, dan norma yang menimbulkan prasangka dalam suatu masyrakat. Hukum dan peraturan ini menolong untuk mempertahankan kekuasaan suatu kelompok dominan terhadap kelompok yang lainnya.
b)      Mempertahankan Identitas Sosial. Pentingnay identitas seseorang dalam hubungannya dengan budaya, hubungan ini merupakan hubungan yang personal dan emosional. Hal ini menciptakan hubungan antara individu dan budayanya. Segala sesuatu yang mengancam ikatan tersebut, seperti anggota kelompok luar, dapat menjadi target prasangka.
c)      Mencari Kambing Hitam. Pencarian kambing hitam terjadi ketika sekelompok orang tertentu, biasanya kaum minoritas, dipilih untuk dipersalahkan terhadap suatu kejadian tertentu.
Mengindari Prasangka
·         Mengindari prasangka bukanlah hal yang mudah, karena seperti aspek persepsi budaya pada umumnya, prasangka rasial dan budaya dipelajari sejak kecil dan ditanamkan melalui interaksi.
·         Terdapat dua teknik yang dapat digunakan dalam mencegah prasangka, yaitu :
a)      Hubungan Personal
Peranan hubungan personal sangat sederhana : semakin sering terjadi hubungan positif antara anggota kelompok dalam dan kelompok luar maka semakin rendah level prasangka yang terjadi. Syarat yang harus dipenuhi dalam hubungan personal itu adalah : kesetaraan antara kelompok dan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Oskamp, 2000).  
b)      Pendidikan  
Terdapat dua jenis pendidikan untuk mengurangi prasangka, yaitu (1) pendidikan yang berpusat pada kurikulum pendidikan multikultur (berisi materi tentang sejarah dan praktik budaya dari sejumlah kelompok etnis dan ras). (2) pelatihan keanekaragaman budaya (Stephen, 2000)

RASISME
Pengertian Rasisme
·         Rasisme merupakan lanjutan dari stereotip dan prasangka.
·         Leone (1978) dalam karyanya Racism : Opposing Viewpoints menyebutkan :
“Rasisme merupakan kepercayaan terhadap superioritas yang diwarisi oleh ras tertentu. Rasisme menyangkal kesetaraan manusia dan menghubungkan kemampuan dengan kemampuan fisik. Jadi, sukses tidaknya hubungan sosial bergantung dari warisan genetik dibandingkan dengan lingkungan atau kesempatan yang ada.”
·         Pandangan tentang superioritas inilah yang memungkinkan seseorang untuk memperlakukan kelompok lain secara buruk berdasarkan ras, warna kulit, agama, negara asal, nenek moyang, atau orientasi seksual.
Pernyataan Rasisme
·         Bentuk Personal. Rasisme personal terdiri atas tindakan, kepercayaan, perilaku, dan tindakan rasial sebagai bagian dari seorang individu (Blum, 2002).
·         Bentuk Institusional. Rasisme institusional merujuk pada tindakan merendahkan suatu rasa atau perasaan antipati yang dilakukan institusi sosial tertentu seperti sekolah, rumah sakit, perusahaan. Terjadi dengan disengaja maupun tidak disengaja.
Menghindari Rasisme
Samovar (2010) menyebutkan terdapat empat langkah yang dapat mengurangi rasisme dalam diri, yaitu :
1)      Cobalah untuk jujur terhadap diri sendiri ketika memiliki pandangan rasial. Dalam hal ini mencoba melawan pandangan rasial.
2)      Nyatakan ketidaksetujuan terhadap semua lelucon atau hinaan terhadap ras setiap kali mendengarnya.
3)      Hormatilah kebebasan
4)      Analisalah akar sejarah rasisme.

Rasisme, stereotip, dan prasangka sangat mendarah daging, karena dipelajari sejak kecil dan seperti budaya pada umumnya, menjadi cara pandang manusia terhadap dunia ini. Wabah rasisme itu sangat membahayakan masuk dalam pikiran manusia dengan pelan dan diam-diam secara tidak kelihatan dan masuk kedalam tubuh manusia dan menyatudengan nadi darah manusia (Maya Angelou, 2008).

ETNOSENTRISME
Pengertian Etnosentrisme
Nanda & Warms (2007) : “Etnosentrisme merupakan pandangan bahwa budaya seseorang lebih unggul dibandingkan budaya lainnya. Pandangan bahwa budaya lain dinilai berdasarkan standar budaya kita. Kita menjadi etnosentris ketika kita melihat budaya lain melalui kacamata budaya kita atau posisi sosial kita.”
Karaktersitik Etnosentrisme
1.      Tingkat Etnosentrisme
a)      Positif, merupakan kepercayaan bahwa, paling tidak bagi anda, budaya anda lebih baik dari yang lain. Hal ini alamiah dan kepercayaan itu berasal dari budaya asli anda.
b)    Negatif, anda mengevaluasi secara sebagian. Anda percaya bahwa budaya anda merupakan pusat dari segalanya dan budaya lain harus dinilai dan diukur berdasarkan budaya anda.
c)      Sangat Negatif, bagi anda tidak cukup hanya dengan menganggap budaya anda sebagai yang paling benar dan bermanfaat, anda juga menganggap budaya anda sebagai yang paling berkuasa dan anda percaya bahwa nilai dan kepercayaan anda harus diadopsi oleh orang lain.
2.      Etnosentrisme Itu Universal
-          Para antropolog setuju bahwa : kebanyakan orang merupakan etnosentris (berpusat/berpangkal pada kebudayaan sendiri). Dan bahwa : kadang sifat etnosentrisme penting untuk mengeratkan hubungan dalam suatu masyarakat (Nanda & Warms, 2007).
-          Seperti budaya, etnosentrisme juga biasanya dipelajari secara tidak sadar.
3.      Etnosentrisme Mempengaruhi Identitas Budaya
-          Etnosentrisme memberikan identitas dan perasaan memiliki kepada anggotanya.
Menghindari Etnosentrisme
·         Pertama, cobalah menghindari dogmatisme(paham/pandangan yang berpegang teguh pada pokok ajaran agama).

·         Kedua, belajarlah untuk memiliki pandangan terbuka. 

Sisi Gelap Identitas Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Pendidikan Bareng

0 komentar:

Posting Komentar