A. Teori Evolusi
Berdasarkan  ilustrasi di depan Anda akan mendapatkan gambaran dan penjelasan  tentang evolusi. Dari Gambar 7.1 terlihat bahwa evolusi tidak terlepas  dari kehidupan masa lampau. Saat ini, kehidupan masa lampau itu hanya  dapat ditemukan bukti-buktinya, yang berupa fosil. Pernahkah Anda  melihat film-film tentang kehidupan dinosaurus atau kingkong? Film-film  tersebut berusaha untuk memberikan gambaran tentang kehidupan masa  lampau.
Semua makhluk hidup berasal  dari mahkluk hidup sebelumnya yang dapat muncul dengan variasi baru  sehingga menyebabkan terjadinya keanekaragaman makhluk hidup. Adanya  variasi-variasi tersebut dapat menyebabkan spesies baru. Peristiwa ini  dikenal dengan istilah evolusi. Jadi, evolusi adalah proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun.
Teori  tentang evolusi merupakan teori yang tetap hangat dipertentangkan  sampai saat ini. Banyak tokoh yang berpendapat tentang hal ini, tetapi  belum ada satu teori yang dapat menjawab semua fakta dan kejadian  tentang sejarah perkembangan makhluk hidup. Beberapa teori dari para  ahli yang menjadi dasar dari teori evolusi, di antaranya sebagai  berikut.
1. teori evolusi Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles adalah  seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori  evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika  alam, maksudnya metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya  dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
2. teori evolusi Anaximander (500 SM0. Anaximander juga  merupakan seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia berpendapat  bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik mirip ikan dan mengalami  proses evolusi.
3. teori evolusi Empedoclas (495-435 SM). Empedoclas adalah  seorang filosof Yunani. Ia mengemukakan teori bahwa kehidupan berasal  dari lumpur hitam yang mendapat sinar dari matahari dan berubah menjadi  makhluk hidup. Evolusi terjadi dengan dimulainya makhluk hidup yang  sederhana kemudian berkembang menjadi sempurna dan akhirnya menjadi  beraneka ragam seperti sekarang ini.
4. teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802). Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang  tokoh evolusi berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi  terjadi karena bagian fungsional terhadap stimulasi adalah diwariskan.  Ia menyusun buku yang berjudul Zoonamia yang menentang teori evolusi dari Lamarck.
5. teori evolusi Count de Buffon (1707-1788). Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi.
6. teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875). Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan bukunya yang terkenal berjudul Principles of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.
7. teori evolusi Jean Baptise de Lamarck. Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli biologi kebangsaan Perancis, memiliki suatu gagasan dan menuliskannya dalam bukunya berjudul “Philoshopic”. Dalam bukunya tersebut Lamarck mengatakan sebagai berikut.
- Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan melalui proses adaptasi lingkungan.
 - Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya.
 - Organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar, sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan akan menghilang. Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah. Menurut Lamarck, pada awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa daun-daun yang tinggi, maka jerapah berusaha untuk dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal ini maka semakin lama, leher jerapah menjadi semakin panjang dan pada generasi berikutnya akan lebih panjang lagi.
 
Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin)  yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang  berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut  berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut jerapah  berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan  diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati  dan perlahan-lahan mengalami kepunahan.
8. teori evolusi Charles Robert Darwin (1809–1882). Charles Robert Darwin (1809–1882)  adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris yang melakukan pelayaran  pada tahum 1831. Dengan menggunakan kapal HMS Beagel, ia melakukan  pelayaran menuju ke Kepulauan Galapagos, yang merupakan kepulauan  terpencil kurang lebih 1050 km dari dari daratan utama Amerika Serikat.  Dalam pelayarannya hingga sampai di Kepulauan Galapagos tersebut Charles  Darwin menemukan dan mengamati berbagai macam burung Finch yang  memiliki berbagai macam bentuk paruh. Perbedaan morfologi tersebut  ternyata menunjukkan adanya hubungan kekerabatan dengan burung yang ada  di Amerika Serikat. Hasil penemuan burung Finch oleh Darwin dapat 
Keterangan gambar :
1. Burung finch kaktus tanah besar
2. Burung finch tanah besar
3. Burung finch tanah sedang
4. Burung finch tanah berkaktus
5. Burung finch tanah berparuh tajam
6. Burung finch tanah kecil
7. Burung finch plato
8. Burung finch pohon pemakan tumbuhan
9. Burung finch pohon insektivora besar
10. Burung finch pohon insektivora kecil
11. Burung finch pohon pemakan serangga kecil
12. Burung finch penyanyi
13. Burung finch bakau
Coba  Anda perhatikan Gambar 7.4! Perhatikan bentuk paruh dari masing-masing  burung tersebut! Burung Finch nomor 1–7 adalah burung Finch tanah, yang  mencari makanan di tanah atau di semak yang rendah. Burung Finch nomor  8–13 adalah burung Finch pohon, makanannya berupa insekta. Pada abad ke-18 seorang ahli ekonomi Thomas Robert Malthus seorang berkebangsaan Inggris (1766 – 1834) mengemukakan pendapatnya dalam bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of Population.  Malthus menyimpulkan bahwa jumlah penduduk naik seperti deret ukur (1,  2, 4, 8, 16, …) sedangkan bahan makanan yang tersedia naik seperti deret  hitung (1, 2, 3, 4, 5, …). Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa  jumlah kenaikan penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan.  Fenomena ini mengakibatkan makhluk hidup harus melakukan perjuangan agar  terus bertahan. Sifat-sifat yang mendukung akan dipertahankan,  sedangkan sifat-sifat yang tidak mendukung akan hilang. Makhluk hidup  yang mampu bertahan hidup dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya  akan lolos dari seleksi alam.
Alfred Russel Wallace (1823-1913)  mengadakan pengamatan tentang adanya penyebaran flora dan fauna di  wilayah oriental yaitu Sumatera, Jawa, dan Kalimantan yang ternyata  mempunyai banyak persamaan dengan wilayah Australia dan Maluku serta  Sulawesi sebagai daerah transisi. Dengan gagasan dan teori kedua tokoh  yaitu, Malthus dan Wallace, maka Darwin menggunakan teori evolusinya  lebih lanjut. Ide-ide Darwin berdasarkan hasil observasinya antara lain  seperti berikut.
- Tidak ada individu yang sama. Antara individu satu dengan yang lainnya mempunyai perbedaan atau variasi walaupun dalam satu spesies dan variasi tersebut bersifat menurun.
 - Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena mempunyai kemampuan untuk bereproduksi.
 - Bertambahnya populasi tidak akan berjalan terus-menerus, tetapi kenaikan populasi akan dipengaruhi oleh faktor-faktor pembatas.
 - Jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak daripada individu yang dapat bertahan hidup.
 - Individu-individu akan mengadakan persaingan untuk mendapatkan makanan agar dapat mempertahankan hidupnya.
 - Adanya seleksi alam akan mengakibatkan individu harus beradaptasi dengan lingkungannya. Individu yang dapat beradaptasi akan dapat terus hidup dan akan mewariskan sifat-sifatnya pada keturunannya.
 
Dalam  perkembangannya, individu tersebut akan mengalami perubahan-perubahan  secara berangsur-angsur dari generasi ke generasi yang mengarah pada  terbentuknya spesies baru, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan  mati dan punah. Ide Darwin tersebut dituangkan dalam bukunya yang  berjudul On The Origin Spesies By Means Of Natural Selection, yang berarti terjadinya spesies baru melalui proses seleksi alam, dan The Preservation Of Favored Races In The Strunggla For Live yang  berarti, setiap individu harus berusaha mendapatkan kebutuhan untuk  kelangsungan hidup. Dari berbagai teori Darwin yang dijelaskan di atas,  maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut.
- Spesies yang ada sekarang berasal dari spesies yang hidup di masa lampau.
 - Evolusi yang terjadi melalui proses seleksi alam.
 - Proses evolusi dipengaruhi oleh lingkungan.
 
Bukti evolusi tersebut dapat ditemukan pada kupu-kupu Biston betularia.  Spesies kupu-kupu ini hidup pada waktu sebelum revolusi industri di  Inggris, hewan ini kebanyakan berwarna putih atau cerah, tetapi setelah  terjadi revolusi industri, kupu-kupu yang banyak ditemukan adalah  berwarna hitam atau gelap. Coba Anda pikirkan mengapa demikian! Coba  Anda kaitkan dengan teori-teori yang sudah dijelaskan sebelumnya.  Sebagai perbandingan warna kupu-kupu tersebut dapat Anda lihat pada  Gambar 7.5.
Setelah  terjadi revolusi industri, maka tembok dan tempat-tempat lain sebagai  habitat kupu-kupu berubah menjadi gelap akibat banyaknya asap dari  pabrik industri sehingga kupu-kupu yang putih dan cerah akan mudah  dimangsa oleh predatornya dari-pada kupu-kupu yang hitam dan gelap.  Akibatnya kupu-kupu hitam dan gelaplah yang mampu bertahan hidup,  sedangkan kupu-kupu putih dan cerah akhirnya punah.
9. August Weismann (1934 – 1914). Weismann berpendapat bahwa sel-sel  tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan dalam penurunannya, melainkan  berdasarkan pada prinsip genetika. Weismann melakukan percobaan untuk  membuktikan teorinya tersebut. Perlakuan diberikan kepada dua tikus yang  dipotong ekornya dan kemudian kedua tikus tersebut dikawinkan. Hasilnya  adalah generasi keturunannya masih berekor panjang sampai generasi  ke-21. Dari percobaan yang dilakukan tersebut maka akhirnya Weismann  menarik kesimpulan seperti berikut.
- Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak diwariskan kepada generasi berikutnya.
 - Evolusi merupakan masalah genetika, artinya evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.
 
B. Macam-macam Evolusi. Berbagai  macam teori evolusi yang dicetuskan oleh para tokoh tersebut, akan  menjadi dasar pemikiran tentang evolusi selanjutnya. Proses evolusi  dapat dibedakan atas dasar faktor-faktor berikut.
1. Evolusi berdasarkan arahnya. Berdasarkan arahnya evolusi dibedakan menjadi dua.
a. Evolusi progresif. Evolusi progresif merupakan evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan hidup (survival). Proses ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada burung Finch. Coba Anda ingat kembali materi yang sudah disampaikan di depan. Bagaimana burung Finch beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya?
b. Evolusi regresif. Evolusi regresif merupakan proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Hal ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada hewan dinosaurus.
a. Evolusi progresif. Evolusi progresif merupakan evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan hidup (survival). Proses ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada burung Finch. Coba Anda ingat kembali materi yang sudah disampaikan di depan. Bagaimana burung Finch beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya?
b. Evolusi regresif. Evolusi regresif merupakan proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Hal ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada hewan dinosaurus.
2. Evolusi berdasarkan pada skala perubahannya. Berdasarkan skala perubahannya, evolusi dapat dibedakan menjadi dua.
a. Makro evolusi. Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala besar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru.
b. Mikro evolusi. Berkebalikan dengan makroevolusi, mikroevolusi adalah proses evolusi yang hanya mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya perubahan pada frekuensi gen atau kromosom.
a. Makro evolusi. Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala besar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru.
b. Mikro evolusi. Berkebalikan dengan makroevolusi, mikroevolusi adalah proses evolusi yang hanya mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya perubahan pada frekuensi gen atau kromosom.
3. Evolusi berdasarkan hasil akhir. Berdasarkan hasil akhir, evolusi dapat dibedakan menjadi dua.
a. Evolusi divergen. Evolusi  divergen merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu  spesies menjadi banyak spesies baru. Evolusi divergen ditemukan pada  peristiwa terdapatnya lima jari pada vertebrata yang berasal dari nenek  moyang yang sama dan sekarang dimiliki oleh bangsa primata dan manusia.
b. Evolusi konvergen. Evolusi  konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada  adanya kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama  dari nenek moyang yang sama. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan  lumba-lumba. Ikan hiu dan lumba-lumba terlihat sama seperti organisme  yang berkerabat dekat, tetapi ternyata hiu termasuk dalam pisces,  sedangkan ikan lumba-lumba termasuk dalam mamalia. Agar lebih jelas  tentang evolusi konvergen, perhatikan Gambar 7.6 di bawah ini!
C. Mekanisme Evolusi. Proses  evolusi dapat terjadi karena variasi genetik dan seleksi alam. Adanya  variasi genetik akan memunculkan sifat-sifat baru yang akan diturunkan.  Variasi genetik ini disebabkan karena adanya mutasi gen. Seleksi alam juga merupakan mekanisme evolusi. Individu-indivu  akan beradaptasi dan berjuang untuk mempertahankan hidupnya, sehingga  individu akan mengalami perubahan morfologi, fisiologi, dan tingkah  laku. Faktor-faktor yang berpengaruh di dalam mekanisme evolusi antara  lain seperti berikut.
a. Evolusi. Peristiwa mutasi akan mengakibatkan terjadinya perubahan frekuensi gen, sehingga akan  mempengaruhi fenotipe dan genotipe. Mutasi dapat bersifat menguntungkan  dan merugikan. Sifat menguntungkan maupun merugikan tersebut terjadi  jika:
- dapat menghasilkan sifat baru yang lebih menguntungkan,
 - dapat menghasilkan spesies yang adaptif,
 - memiliki peningkatan daya fertilitas dan viabilitas.
 
Selain  menguntungkan, ada kemungkinan mutasi bersifat merugikan yaitu  menghasilkan sifat-sifat yang berkebalikan dengan sifat-sifat di atas.
b. Seleksi alam dan adaptasi. Proses  adaptasi akan diikuti dengan proses seleksi. Individu yang memiliki  adaptasi yang baik akan dapat mempertahankan hidupnya, memiliki  resistensi yang tinggi dan dapat melanjutkan keturunannya. Sedangkan  individu yang tidak dapat beradaptasi akan mati selanjutnya akan punah.  Untuk memahami adaptasi dan seleksi alam.
c. Aliran gen. Dengan adanya aliran gen maka akan terjadi perpindahan alel di antara populasi-populasi melalui migrasi dan individu yang kawin.
d. Perkawinan yang tidak acak. Perkawinan tak acak dapat mengakibatkan alel yang membawa sifat lebih  disukai akan menjadi lebih sering dijumpai dalam populasi, sedangkan  alel dengan sifat yang tidak disukai akan berkurang dan mungkin akan  hilang dari populasi. Perkawinan yang terjadi antar keluarga dekat dapat  mengakibatkan frekuensi gen abnormal atau gen resesif.
e. Genetik drift. Genetik Drift merupakan perubahan secara acak pada frekuensi gen dari populasi  kecil yang terisolasi. Keadaan ini dapat Anda jumpai pada populasi  terisolir kaum Amish di Amerika, ternyata ada yang membawa alel yang  menyebabkan sifat cebol satu dari setiap seribu kelahiran. Hasil  perkawinan secara acak tidak akan mengubah populasi tertentu.  Penghitungan populasi secara acak tersebut dapat ditentukan dengan hukum  Hardy Weinberg. Hukum Hardy Weinberg menyatakan bahwa  frekuensi gen dalam populasi dapat tetap distabilkan dan tetap berada  dalam keseimbangan dari satu generasi. Syarat terjadinya prinsip ini  adalah:
- perkawinan secara acak,
 - tidak ada seleksi alam,
 - jumlah populai besar,
 - tidak terjadinya mutasi maju atau surut,
 - tidak ada migrasi.
 
Secara umum, hukum Hardy Weinberg dapat dirumuskan sebagai berikut.
- Bila frekuensi alel A di dalam populasi diumpamakan p
 - Frekuensi alel a diumpamakan q
 - Hasil perkawinan heterozigote antara Aa × Aa akan diperoleh hasil sebagai berikut:
 
 1) Homozigot dominan AA = p × p = p2
2) Heterozigot 2 Aa = 2p × q = 2pq
3) Homozigot resesif = aa = q × q = q2
Sehingga persamaan rumusnya adalah:
p2 (AA) + 2 pq (Aa) + q2 (aa)
karena (p + q)2 = 1, maka p + q = 1, sehingga p = 1 – q
D. Spesiasi. Makhluk  hidup selalu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dalam jangka  waktu yang lama. Perubahan yang terjadi sedikit demi sedikit dapat  menghasilkan struktur yang menyimpang dari aslinya, dan akhirnya  terbentuk spesies baru. Proses terbentuknya spesies baru disebut spesiasi. Hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya spesies baru antara lain sebagai berikut.
1. Domestikasi. Domestikasi merupakan bagian dari usaha pemuliaan tanaman dan hewan.  Usaha yang dilakukan yaitu dengan cara membudidayakan tumbuhan dan hewan  yang liar untuk dijinakkan. Misalnya budidaya ayam hutan dengan cara  dikawinkan dengan ayam kampung akan menghasilkan ayam bekisar. Ayam  bekisar merupakan pembentukan spesies baru yang sifatnya mandul. Pada  proses domestikasi, tumbuhan dan hewan dapat memiliki sifat yang  menyimpang dari jenis aslinya sehingga akan terbentuk spesies yang baru.
2. Poliploidi. Coba  Anda ingat pengertian poliploid pada bab 6 tentang mutasi! Poliploid  merupakan peristiwa penggandaan jumlah kormosom yang melebihi aslinya,  misalnya dari 2n menjadi 3n. Poliploid dapat terjadi melalui dua cara  antara lain seperti berikut.
a. Autopoliploidi
Peristiwa  ini terjadi pada kromosom homolog atau terjadi dengan sendirinya,  mungkin disebabkan karena faktor alam. Faktor-faktor yang menyebabkan  autopoliploid antara lain radiasi alam, sinar ultraviolet matahari, dan  lain-lain. Adanya faktor-faktor alami tersebut dapat menyebabkan  kromosom gagal berpisah. Misalnya bunga Oenthera lamarchiaus yang memiliki kromosom 24 kemudian mengalami poliploid menjadi spesies yang baru yaitu Oenathera gigas yang memiliki kromosom berjumlah 28. Spesies baru yang dihasilkan bersifat mandul.
b. Allopoliploid
Peristiwa  ini terjadi pada kromosom nonhomolog yang merupakan peristiwa  penggandaan jumlah kromosom akibat peristiwa persilangan. Misalnya  semangka dengan kromosom 2n disilangkan dengan semangka yang berkromosom  4n, akan dihasilkan spesies baru yang memiliki kromosom 3n yang  bersifat mandul (tidak menghasilkan biji).
3. Mekanisme isolasi. Mekanisme  isolasi merupakan proses pembentukan individu baru dengan batasan-batas  tertentu. Faktor-faktor yang menjadi pembatas adalah habitat yang  berbeda, iklim yang berbeda, gunung yang tinggi, pematangan sel kelamin  yang tidak bersama. Mekanisme isolasi dibedakan menjadi tiga.
a. Mekanisme yang mencegah terbentuknya hibrida. Penyebab  tidak terbentuknya hibrida antara lain tidak dimungkinkannya adanya  pembuahan karena sel sperma tidak dapat mencapai sel telur. Dalam hal  ini harus dilakukan pembuahan dengan inseminasi buatan. Peristiwa ini  dapat Anda temui pada tanaman tembakau. Kegagalan terbentuknya hibrid  juga disebabkan karena embrio yang tidak dapat tumbuh, misalnya pada Rana pipiens.
b. Mekanisme yang mencegah terjadinya perkawinan. Faktor-faktor yang menyebabkan gagal mengadakan perkawinan antara lain seperti berikut.
1)  Populasi terpisah secara fisik, misalnya dipisahkan gunung, laut,  padang pasir, dan lain-lain. Individu yang spesiesnya sama apabila  terpisah habitatnya dan memiliki lingkungan yang berbeda maka akan  menghalangi terjadinya perkawinan secara alamiah.
2)  Mengalami iklim yang berbeda. Apabila pematangan sel kelamin dari dua  individu tidak bersamaan maka hal ini menyebabkan gagal kawin secara  alami. Misalnya pada tumbuhan Pinus radiata yang berbunga setiap bulan Februari dan Pinus muricata yang berbunga pada bulan April.
3) Perbedaan perilaku pada spesies mengakibatkan dua spesies terpisah sehingga tidak dapat saling melakukan perkawinan.
SUMBER :  http://ecocows.blogspot.com/2013/01/a.html
0 komentar:
Posting Komentar